Para ahli teori
kepemimpinan telah mengemukakan beberapa teori tentang timbulnya Seorang
Pemimpin. Dalam hal ini terdapat 3 [tiga] teori yang menonjol [Sunindhia dan
Ninik Widiyanti, 1988:18], yaitu:
1.Teori Genetik
Penganut teori ini berpendapat bahwa, “pemimpin itu dilahirkan dan bukan
dibentuk” [Leaders are born and not made]. Pandangan terori ini bahwa,
seseorang akan menjadi pemimpin karena “keturunan” atau ia telah dilahirkan
dengan “membawa bakat” kepemimpinan. Teori keturunan ini, dapat saja
terjadi, karena seseorang dilahirkan telah “memiliki potensi” termasuk
“memiliki potensi atau bakat” untuk memimpin dan inilah yang disebut dengan
faktor “dasar”. Dalam realitas, teori keturunan ini biasanya dapat
terjadi di kalangan bangsawan atau keturunan raja-raja, karena orang tuanya
menjadi raja maka seorang anak yang lahir dalam keturunan tersebut akan
diangkan menjadi raja.
2. Teori Sosial
Penganut teori ini berpendapat bahwa, seseorang yang menjadi
pemimpin dibentuk dan bukan dilahirkan [Leaders are made and not born].
Penganut teori berkeyakinan bahwa semua orang itu sama dan mempunyai potensi
untuk menjadi pemimpin. Tiap orang mempunyai potensi atau bakat untuk menjadi
pemimpin, hanya saja paktor lingkungan atau faktor pendukung yang mengakibatkan
potensi tersebut teraktualkan atau tersalurkan dengan baik dan inilah yang
disebut dengan faktor “ajar” atau “latihan”.
Pandangan penganut teori
ini bahwa, setiap orang dapat dididik, diajar, dan dlatih untuk menjadi
pemimpin. Intinya, bahwa setiap orang memiliki potensi untuk menjadi
pemimpin, meskipun dia bukan merupakan atau berasal dari keturunan dari seorang
pemimpin atau seorang raja, asalkan dapat dididik, diajar dan dilatih untuk
menjadi pemimpin.
3. Teori Ekologik
Penganut teori ini berpendapat bahwa, seseorang akan menjadi
pemimpin yang baik “manakala dilahirkan” telah memiliki bakat kepemimpinan.
Kemudian bakat tersebut dikembangkan melalui pendidikan, latihan, dan
pengalaman-pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut
bakat-bakat yang telah dimiliki.
Jadi, inti dari teori
ini yaitu seseorang yang akan menjadi pemimpin merupakan perpaduan antara
faktor keturunan, bakat dan lungkungan yaitu faktor pendidikan, latihan dan
pengalaman-pengalaman yang memungkinkan bakat tersebut dapat
teraktualisasikan dengan baik.
Selain ketiga teori
tersebut, muncul pula teori keempat yaitu Teori Kontigensi atau Teori Tiga
Dimensi. Penganut teori ini berpendapat bahwa, ada tiga
faktor yang turut berperan dalam proses perkembangan seseorang menjadi pemimpin
atau tidak, yaitu: [1] Bakat kepemimpinan yang dimilikinya. [2] Pengalaman
pendidikan, latihan kepemimpinan yang pernah diperolehnya, dan [3] Kegiatan
sendiri untuk mengembangkan bakat kepemimpinan tersebut.
Teori ini disebut dengan
teori serba kemungkinan dan bukan sesuatu yang pasti, artinya seseorang dapat
menjadi pemimpin jika memiliki bakat, lingkungan yang membentuknya, kesempatan
dan kepribadian, motivasi dan minat yang memungkinkan untuk menjadi pemimpin.
Menurut Ordway Tead, bahwa timbulnya seorang pemimpin, karana : [1]
Membentuk diri sendiri [self constituded leader, self mademan, born leader] [2]
Dipilih oleh golongan, artinya ia menjadi pemimpin karena jasa-jasanya, karena
kecakapannya, keberaniannya dan sebagainya terhadap organisasi. [3] Ditunjuk
dari atas, artinya ia menjadi pemimpin karena dipercaya dan disetujui oleh
pihak atasannya [Imam Mujiono, 2002: 18].
Referensi:
http://roisahmabruroh.blogspot.co.id/p/teori.html
Daftar pustaka nya ada nggak
BalasHapus