A. Pengertian sistem dan pendidikan sebagai suatu
sistem
Pengertian sistem
Istilah sistem berasal dari bahasa yunani “systema”
yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan
secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.
Istilah sistem digunakan secara luas. Istilah itu
secara umum berarti benda, peristiwa, kejadian atau cara yang terorganisasi
yang terdiri atas bagian-bagian yang lebih kecil dan seluruh bagian tersebut
bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu[1]. Zahara Idriz (1987) mengemukakan bahwa sistem
adalah suatu kesatuan yang terdiri atas-atas komponen-komponen atau
elemen-elemen sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang
teratur, tidak sekadar acak, yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil (product).
Sedangkan menurut
Oemar Hamalik istilah sistem adalash suatu konsep yang abstrak yakni
seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan. Senada dengan pendapat di atas, Ruestiyah
berpendapat bahwa sistem merupakan gabungan dari beberapa komponen untuk
mencapai tujuan yag telah di tentukan.
Istilah sistem tidak berdiri sendiri tetapi terbagi ke
dalam sub sistem, sistem, dan supra sistem.
Sub sistem adalah bagian dari system yang terdiri dari
berbagai komponen dari system itu tersendiri. Misalnya silabus adalah suatu
sistem, sedangkan sub sistemnya adalah komponen-komponen yang berhubungan
dengan silabus seperti SK, KD dan materi pokok.
Sistem adalah suatu peristiwa, benda, atau prosedur
yang mempunyai ruang luas, lebih luas dari sub system. Seperti sepeda motor
dianggap sistem yang terdiri dari berbagai sub sistem seperti, ban, tempat
duduk, dan sebagainya.
Sedangkan luas dari suatu sistem dikenal dengan
suprasistem seperti sarana transportasi yang salah satu kumpulan sistemnya
adalah sepeda motor, karena sepeda motor itu termasuk salah satu dari sarana
transportasi.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa
sistem adalah;
Adanya berbagai komponen (unsur);
Berbagai kegiatan (menunjuk fungsi dari berbagai
komponen), saling hubugan serta ketergantungan antar komponen;
Adanya keterpaduan (kesatuan organis-integrasi) antar
komponen;
Adanya keluasan sistem (ada kawasan di dalam dan di
luar sistem);
Adanya gerak dinamis semua fungsi dari semua komponen
tersebut mengarah ketercapayan tujuan sistem yang telah di tetapkan lebih
dahulu.
Dengan demikian sistem dapat diartikan sebagai suatu
kesatuan integral dari sejumlah komponen yang saling berpengaruh dengan
fungsinya masing-masing, tetapi secara fungsi komponen-komponen itu terarah
pada pencapaian satu tujuan.
Pendidikan sebagai suatu sistem
mcAhsan (1983) mendefinisikan sistem sebagai strategi
yang menyeluruh atau rencana dikomposisi, oleh satu set elemen, yang harmonis,
merepresentasikan kesatuan unit, masing-masing elemen mempunyai tujuan sendiri
yang semuanya berkaitan terurut dalam bentuk yang logis.[3]
Sistem itu adalah
sebagai suatu strategi, cara berpikir, atau model berpikir. Ini berarti ada
model berpikir sistem dan ada berpikir nonsistem.Semua yang ada di dunia bisa
dipandang sebagai suatu sistem mulai dari yang besar seperti tata surya, bumi,
Negara, orang, peredaran darah, sampai dengan satu biji gigi dapat dipandang
atau dipikir sebagai suatu sistem.Begitu pula pendidikan dapat dilaksanakan
sebagai sistem, kalau suatu sekolah dipandang sebagai sistem, maka
sistem-sistem lain yang ada di sekitarnya seperti perumahan, pasar, sungai, dan
sebagainya disebut suprasistem.Antara sistem dengan suprasistem ada kalanya
berhubungan dan ada kalanya tidak.Bila tidak berhubungan maka disebut sistem
tertutup seperti jam, kipas, dan lain sebagainya.Sebaliknya Bila sistem itu
berhubungan, maka disebut sistem terbuka Seperti pasar manusia, dan sebagainya.
Ciri-ciri
sistem terbuka adalah sebagai berikut:
Memiliki
deferensiasi, yaitu spesialisasi-spesialisasi/
Ada kestabilan yang
dinamis
Ada prinsip equifinalty, yaitu
banyak jalan untuk mencapai tujuan
Mengimpor energi,
materi, dan informasi dari luar.
Memiliki pemproses.
Pendidikan memproses peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Menghasilkan output
atau mengekspor materi, energi, dan informasi. Pendidikan disamping
menghasilkan lulusan, juga memberi pengaruh positif terhadap pembangunan
masyarakat.
Merupakan kejadian
yang berantai.
Memproses input pendidikan
(peserta didik) merupakan kegiatan yang berulang-ulang dan berkaitan.
Pendidikan merupakan sistem terbuka, sebab tidak mungkin pendidikan dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik bila ia mengisolasi diri dengan
lingkungannya. Pendidikan berada di masyarakat, ia adalah milik masyarakat.
Itulah sebabnya pemerintah menegaskan bahwa pendidikan adalah menjadi tanggung
jawab pemerintah/sekolah, orang tua, dan masyarakat. Model/sistem terbuka:
Gambar di
atas, mengilustrasikan apa yang biasanya di sebut “model sistem terbuka”[1]. Disebut terbuka karena menggambarkan model sistem
pada umumnya yang berlaku atau terdapat pada berbagai bidang, termasuk bidang
pendidikan. Dalam bidang pendidikan:
Sisterm baru merupakan masukan mentah (raw input) yang
akan diproses menjadi tamatan (output)
Guru dan tenaga non guru, administrasi, sekolah,
kurikulum, anggaran pendidikan, sarana dan prasarana merupakan instrumental (instrumental
input) yang memungkinkan dilaksanakannya pemrosesan masukan mentah menjadi
tamatan.
Corak budaya dan kondisi ekonomi masyarakat sekitar,
kependudukan, politik, dan keamanan Negara merupakan factor lingkugan atau
masukan lingkugan (environmental input) yang secara langsung atau tidak
langsung berpengaruh terhadap berperannya masukan instrumenl dalam pemrosesan
masukan mentah.
Yang sudah banyak ditulis dalam kepustakaan tentang
pendidikan sebagai sistem adalah sistem pengembangan input menjadi output atau
pengembangan peserta didik baru masuk sampai keluar adalah sebagai berikut:
·
Subsistem input
·
Subsistem proses
Telaah filosofis tentang sistem
Immegar (1972) mengatakan esensi sistem adalah
merupakan suatu kesuluruhan yang memiliki bagian-bagian yang tersusun
secara sistematis, bagian-bagian itu berelasi satu dengan yang lain, serta
peduli terhadap konteks lingkungannya.
Istilah sistem dapat dimaknai sebagai suatu entity atau
keseluruhan yang memiliki komponen-komponen saling berinterfungsi untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.Komponen-komponen yang terdapat
dalam sebuah sistem saling bersinergi untuk mencapai sebuah tujuan.
Banathy, (1987) mengemukakan empat karakteristik
penting yang dapat mencerminkan eksistensi sebuah sistem.[2]
Interdependent
mempunyai makna bahwa setiap komponen yang terdapat dalam sebuah sistem
memiliki ketergantungan untuk mencapai suatu tujuan dan kinerja secara
keseluruhan.
Synergistic berarti
kinerja dari keseluruhan komponen yang terdapat dalam sebuah sistem akan
berperan lebih optimal jika dibandingkan dengan kinerja setiap komponen yang
bekerja secara masing-masing.
Dynamic berarti
sebuah sistem memiliki kemampuan untuk meyesuaikan diri dengan adanya
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Sebuah sistem menerima
masukan atau input, malakukan proses dan menghasilkan produk atau output bagi
lingkungannya. Sebuah sistem senantiasa berubah secara dinamis mengikuti
perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Cybernetic mempunyai
makna bahwa setiap elemen yang terdapat dalam sebuah sistem akan berkomunikasi
secara efisien. Komunikasi ini mengarah pada upaya untuk pencapaian tujuan.
Contoh mudah untuk
dipahami, yang dapat digunakan untuk menjelaskan eksistensi dari sebuah sistem,
adalah perangkat komputer. Kinerja sebuah perangkat komputer akan terganggu
apabila salah satu komponennya tidak dapat berfungsi secara optimal. Komponen
yang terdapat dalam sebuah perangkat komputer akan memberi informasi kepada
komponen yang lain jika tidak dapat bekerja sama maksimal. Sebagai contoh
monitor akan memberi informasi jika CPU diserang oleh virus komputer. Pada
umumnya, sebuah sistem selalu melakukan interaksi dengan lingkungannya. Di
samping itu, sistem juga melakukan sebuah proses di dalamnya. Sistem menerima
masukan atau input dari lingkungannya dan melalui sebuah
proses atau transformasi untuk mengubah input menjadi output.
Sistem
Penyelenggaraan Pendidikan
Sistem
penyelenggaraan pendidikan atau lebih singkat sistem pendidikan dalam
persefektif makro merupakan satu kesatuan organis-dinamis antar bidang
kehidupan dalam subsistem kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara.Sedangkan
sistem pendidikan dalam persefektif mikro merupakan serangkaian kesatuan
hubungan organis-dinamis antara pendidikan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.[3]
Dwi Siswoyo (Dirto Hadisusanto, Suryati Sidharto, dan
Dwi Siswoyo, 1995) menegaskan bahwa proses pendidikan terjadi apabila ada
interaksi antar komponen pendidikan itu adalah tujuan pendidikan, pendidik,
peserta didik, isi atau materi pendidikan, alat, dan metode, serta lingkungan
pendidikan.
Dalam kenyataan dewasa ini, pendidikan sebagai suatu
sistem menghadapi banyak tantangan akibat adanya perubahan sosial-budaya yang
dipicu oleh kemajuan teknologi.Setiap bangsa atau masyarakat yang ingin
mempertahankan serta mengembangkan eksistensinya, hendaknya selalu berupaya
untuk menjadikan sistem pendidikan yang dimilikinya lebih dinamis dan responsif
terhadap berbagai perubahan serta kecendrungan yang sedang berlangsung.
Kegagalan dalam mengembangkan sistem pendidikannya akan mengakibatkan
terperangkapnya sistem pendidikan ke dalam kegiatan “rutinisme” sehingga
kegiatan pendidikan menjadi kegiatan yang steril dari pengaruh perubahan zaman.
Hal ini berakibat pada munculnya keterbelakangan pendidikan yang pada gilirannya
menyebabkan keterbelakangan bangsa.
Lembaga pendidikan formal seperti sekolah adalah suatu
subsistem dari sistem sosial. Jika terjadi perubahan dalam sistem sosial maka
lembaga pendidikan formal tersebut juga akan mengalami perubahan maka hasilnya
akan berpengaruh terhadap sistem sosial. Antara lembaga pendidikan dan sistem
sosial terjadi hubungan yang erat dan saling mempengaruhi. Dengan demikian akan
selalu terjadi perubahan yang bersifat dinamis, yang disebabkan adanya hubungan
interaktif antara lembaga pendidikan dan masyarakat. Agar kita dapat lebih
memahami tentang perlunya perubahan pendidikan atau kebutuhan adanya inovasi
pendidikan dapat kita gali dari tiga hal yang sangat besar pengaruhnya terhadap
kegiatan disekolah, yaitu: 1) kegiatan belajar mengajar, 2) faktor internal dan
eksternal, dan 3) sistem pendidikan (pengelolaan dan pengawasan.
Dalam penyelenggaran pendidikan di sekolah diatur
dengan aturan yang dibuat oleh pemerinah.Penanggung jawab pendidikan di
Indonesia adalah Departemen pendidikan Nasional yang mengatur seluruh sistem
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang di berlakukan.[1]
0 komentar:
Posting Komentar